Selasa, 28 Mei 2013

DELTA PURARI PULAU PAPUA


Oleh Dyah Retno W
230210110055

Pulau Papua terbagai menjadi dua yaitu di timur pulau papua adalah Negara papua nugini sedangkan bagian barat adalah provinsi papua yang termasuk ke NKRI. Pulau papua memiliki 129 buah delta yang membuat pulau irian menjadi pulau pertama yang memiliki delta terbanyak di Indonesia.
Delta adalah material sungai hasil erosi dari daerah hulu yang terendapkan di daerah muara sungai. Bentuk dan ukuran delta berbeda-beda karena dipengaruhi oleh jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan musim. Perkembangan delta menyebabkan daratan di mulut sungai menjadi semakin luas di mana sungai yang mengalir ke samudra, laut, muara, danau, waduk, daerah gersang, atau sungai. Delta terbentuk dari sebuah danau, laut, atau waduk. Dimana air yang mengalir lambat, volume air banyak dan tidak terjadinya erosi. Kemiringan sungai menurun sehingga tidak stabil karena air di bawah memiliki gaya gravitasi yang cenderung mengalir dan menuruni lereng. Jika kemiringan rendah maka terbentuk pengendapan sedimen. Aliran yang bergerak lambat mengakibatkan pengurangan kemampuan aliran untuk mengangkut sedimen. Sedimen tersebut terendapkan dan seiring dengan waktu akan terbentuk daratan yang disebut delta. Ada tiga bentuk delta, yaitu sebagai berikut:
a.       Bentuk kipas
b.      Bentuk kaki burung
c.       Bentuk kapak
Sejak dahulu delta sudah menjadi bagian penting bagi peradaban dengan peran delta sebagai lahan pertanian. Kini delta berperan dalam menambung kebutuhan energy dunia. Sedimen dari delta kuno bahkan mengandung minyak bumi yang dapat dimanfaatkan. Sudah banyak delta yang dijadikan waduk serta pembangkit listrik tenaga alam.

Gambar 1. Peta Pulau Papua
Sumber : pagatsampit.wordpress.com

PAPUA
Provinsi Papua merupakan provinsi terluas wilayahnya dari seluruh Provinsi di Indonesia. Luas Provinsi Papua kurang lebih  410.660 Km2 atau 21% dari luas wilayah Indonesia. Lebih dari 75% masih tertutup oleh hutan-hutan tropis yang lebat, dengan ± 80% penduduknya masih dalam keadaan semi terisolir di daerah pedalaman (bagian tengah Papua). Secara geografis provinsi papua berada di  0’19’ – 10045 LS dan antara garis bujur 1300 45 – 141048 BT yang membentang dari Barat ke Timur dengan silang 110 atau 1.200 Km. Papua beriklim tropis dengan cuaca yang panas dan  lembab di daerah pantai, serta cuaca dingin dan bersalju  pada bagian  yang tertinggi yaitu daerah pegunungan Jayawijaya.
Keadaan cuaca hujan sangat bervariasi karena terpengaruhi oleh lingkungan alam sekitarnya. Curah hujan bervariasi secara lokal, mulai dari 1.500 mm sampai dengan 7.500 mm setahun. Tanah Pulau Papua berasal dari batuan Sedimen yang kaya Mineral, kapur dan kwarsa. Permukaan tanahnya berbentuk lereng, tebing sehingga sering terjadi erosi. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa tanah di Pulau Papua diklasifikasikan ke dalam 10 (sepuluh) jenis tanah utama, yaitu :
1.      Tanah organosol terdapat di pantai utara dan selatan
2.      Tanah alluvia juga terdapat di pantai utara dan selatan, dataran pantai, dataran danau, depresi ataupun jalur sungai
3.      Tanah litosol terdapat di pegunungan.
4.      Tanah hidromorf kelabu
5.      Tanah Resina terdapat di hampir seluruh dataran Papua
6.      Tanah medeteren merah kuning
7.      Tanah latosol terdapat diseluruh dataran Papua
8.      Tanah podsolik merah kuning
9.      Tanah podsolik merah kelabu
10.  Tanah podsol terdapat di daerah pegunungan.

PAPUA NUGINI
Di bagian timur Pulau Papua adalah Negara Papua Nugini yang memiliki luas sebesar 462.840 km² (178,704 mil²). Papua Nugini sebagian besar adalah pegunungan dengan puncak tertingginya adalah Gunung Wilhelm dengan tinggi 4.509 meter (14.793 kaki) yang  sebagian besar ditutupi oleh hutan hujan tropis serta wilayah lahan basah yang sangat luas disekitar Sungai Sepik dan Fly.
Daratan utama negara ini adalah timur Pulau Papua, di mana kota-kota terbesar ada di sana, termasuk di antaranya ibukotaPort Moresby dan Lae. Adapun pulau-pulau utama lainnya adalah Irlandia Baru, Britania Baru, Manus, dan Bougainville. Iklim keseluruhan di Papua Nugini adalah suhu cukup tinggi yang konstan, curah hujan tinggi serta kelembaban yang tinggi pula. Pada selatan papua nugini terdapat gulf of papua yang menjadi tempat bermuara beberapa sungai serta membentuk delta. Pada daerah ini sangat dipengaruhi oleh Intertropical Convergence Zone (ITCZ).


GULF OF PAPUA

Gambar 2. Peta Gulf of Papua
Sumber : art-pasific.com

Teluk papua termasuk laut coral yang berada di barat daya samudera pasifik atau pantai tenggara Papua Nugini. Teluk papua memiliki lebar sekitar 225 mil (360 km) dengan luas 95 mil (150 km) hingga selatan-tengah Papua Nugini. Dari barat ke timur Teluk Papua menjadi muara oleh sungai Fly, Bamu, Turama, Kikori, Purari, Lakekamu, dan Vanapa. Kedalaman air bervariasi dengan kedalaman terbesar mencapai sekitar 200 meter (650 kaki) di tepi luar teluk itu. Ditemukan  pula gas alam di teluk papua. Telah dilaksanakan penelitian mengenai pembuatan pembangkit tenaga alam di delta-delta yang bermuara di Gulf of Papua ini.
SUNGAI PURARI
Sungai Purari berada Papua Nugini, tepatnya di bagian timur dari pulau Papua Nugini  di barat daya Samudera Pasifik. Berasal dari  lereng selatan Rentang Bismarck dataran tinggi tengah, mengalir menuju barat daya dan selatan sebanyak kurang lebih  290 mil (470 km)  ke Teluk Papua Laut Coral. Selain itu di dataran tinggi Purari berasal dari Sungai Erave, Kagel dan Tua mengalir melalui ngarai dan daerah berpenghuni, termasuk desa-desa Gurimatu dan Wabo. Melintasi jalan tengah yaitu dataran pantai berhutan. Pada  25 mil (40 km) menuju muara, sungai terbagi menjadi lima saluran utama, yang melalui daratan 1.000 mil persegi (2.600 km persegi) yaitu delta rawa dan mengalir menuju bagian dari Teluk Papua yaitu  Teluk Orokolo .





DELTA PURARI

Delta Purari adalah salah satu dari sejumlah kompleks delta besar yang berbatasan dengan Teluk papua. Sungai Purari mengalir dari  daerah dataran tinggi barat dan tengah Papua Nugini. Bagian atas sungai ini terletak di dataran tinggi pegunungan dengan lembah curam menurun debouching ke dataran delta 30 sampai 50 km lebar. Curah hujan tahunan rata-rata berkisar antara 2.000 mm sampai 8500 mm di tangkapan hasil Purari debit rata-rata tahunan di Wabo sekitar 2360 m3/det, tercatat 88 juta m3/tahun dari sedimen ke delta. Input ini memberikan materi untuk kompleks delta majot penting secara global.
Daerah delta ditutupi oleh hutan tropis dataran rendah, air tawar dan vegetasi rawa payau dan bakau. Di atas jangkauan pasang surut, yang limnologi delta ini mirip dengan yang ada pada Purari di wabo lebih hulu. Hal ini jelas bahwa air Purari tidak banyak terjadi perubahan walau adanya penambahan air dari Sungai Aure. Namun bila terjadi efek fisik yaitu erosi di daerah bawah Sungai Purari maka akan terjadi perubahan pada keseimbangan sedimen delta, modifikasi daerah lepas pantai dan kemungkinan penurunan ketersedian sedimen ke area lain dari Teluk papua
Ada dua formasi geologi yang dominan tampaknya menentukan dia komposisi kimia tanah dan sedimen yaitu batuan vulkanik dan tephras di satu sisi dan kapur - luas terutama di bagian barat kawasan tangkapan air di sisi lain. Pola pergerakan air di daerah Delta Purari cenderuk fluktuatif bergantung kepada jumlah volume air tawar yang bergesekan dengan bagian delta. Dari stasiun waduk Wabo,aliran air Sungai Purari berkisar antara 10 251 m3/s hingga 425 m3/s.
            Banyak sekali manfaat dari Delta Purari selain menjadi habitat bagi flora fauna juga menjadi tempat tinggal warga dan pembuatan waduk. Bahkan terdapat fauna endemic yang langka seperti burung Meliphaga anggun, Meliphaga gracili yang hanya dapat ditemukan di Teluk Triton ke timur hingga Delta Purari dan pesisir timur-laut Australia.




Daftar Pustaka
Anonym,2011. Pengertian delta sungai.
Anonym,2013. Purari Rivers.
            http://www.britannica.com/EBchecked/topic/483776/Purari-River diakses pada 25 Mei 2013.
Davis jr, R A.1985. Coastal Sedimentary Environment. Springer-Verlag : New York.
Drpd,2013. Tentang Papua
Petr, T, 1983. The Purari – Tropical environment of a high rainfall river basin. Dr W. Junk Publisher,Boston.
Gambar 1. Pagatsampit.wordpress.com
Gambar 2. Art-pasific.com


Senin, 27 Mei 2013

LANGMUIR CIRCULATION


Dyah Retno W
230210110055
Oseanografi Fisika





Irvin Langmuir, seorang ahli fisika dan kimia sedang berlayar melewati samudera atlantik pada tahun 1938 dimana ia melihat pola sargassum yang mengambang. Lalu beliau mengadakan eksperimen di sebuah danau untuk mengetahui penyebab terbentuknya pola garis tersebut. Sirkulasi Langmuir adalah fenomena konvergen permukaan dalam skala kecil ataupun besar yang sering terjadi sejajar dengan arah tiupan angin. Fenomena ini ditandai dengan adanya


pengumpulan debris (potongan rumput laut atau buih-buih putih) di permukaan perairan.





Gambar 1.a

Gambar 1.b


Gambar 1. Contoh terjadinya sirkulasi Langmuir yang ditandai dengan (1.a) buih-buih dan (1.b) makroalga sargassum yang membentuk garis lurus. Sumber : sites.google.com



Gambar 2.a


Gambar 2.b
Sumber : sites.google.com



Gambar 2. Mekanisme terjadinya sirkulasi Langmuir

Kedua gambar diatas merupakan gambaran mekanisme dari sirkulasi Langmuir. Pada gambar 2.a. terlihat pengaruh upwelling dan downwelling dalam terbentuknya sirkulasi Langmuir. Angin menciptakan sel konveksi horizontal lalu adanya upwelling dan downwelling menyebabkan terbentuknya daerah konvergen pada perairan sehingga bahan apung seperti makroalga dan buih air akan mengambang membentuk garis lurus serta plankton terkonsentrasi dekat permukaan di zona konvergensi. Zona Konvergensi sendiri dapat dilihat oleh akumulasi bahan hanyut atau kekeruhan . Perhatikan gambar 2.b. bila angin bertiup langsung di dalam gambar. Lingkaran hitam merupakan sel panjang air yang berputar sesuai dengan arah angina. Ketika air bersirkulasi melewati permukaan, membawa materi dan memindahkan materi tersebut. Sel-sel akan memutar dengan arah yang berlawanan, sehingga bahan dari dua sel terbawa bersama, membersihkan sisa permukaan air. Sepanjang garis di mana sel-sel bertemu, mereka beredar ke bawah. Namun, bahan apung seperti buih air dan makroalga dipaksa untuk tinggal di permukaan karena kemampuan mengampung yang melawan kecepatan down-welling, dan dengan demikian garis-garis permukaan terbentuk.
Langmuir Circulation dapat terjadi di samudera, laut, sungai dan danau bila kecepatan angina mencapai 3 m/s. jika kondisi air bergolak (tidak tenang) sirkulasi langmuir tidak data terjadi. Selain itu jika kecepatan angina melebihi 13 m/s, permukaan air akan tidak stabil yang menyebabkan sel hancur, tergabung atau regenerasi. Kedalaman sel Langmuir mencapai 4 – 6 m namun efeknya dapat diamati hingga 200 m di bawah permukaan air. Antar sel dapat berjarak sekitar 10-50 m. panjangnya sel bervariasi dari beberapa meter hingga berkilo-kilo ke samudera. Sumbu sel biasanya sejajar dengan arah angin tetapi dapat juga bervariasi hingga 20°. Ketika angin berubah arah sel-sel secara berahap akan bergerak menyesuaikan dengan arah angin yang berubah dengan rentang waktu 15-20 menit. Sirkulasi ini berpengaruh terhadap mixed layer dimana bila terjadi sirkulasi Langmuir maka kedalaman mixed layer dapat mencapai 200 m (tetap tergantung dengan kedalaman perairan). pengaruh lainnya adalah penyebaran bahan apung seperti es dan minyak juga bahan organik seperti plankton dan makroalga.



Gambar 3. Permodelan sirkulasi Langmuir oleh Irvin Langmuir


Irvin Langmuir mengemukakan permodelan sirkulasi Langmuir seperti gambar diatas dimana sirkulasi Langmuir tidak hanya diperngaruhi dengan angin tertapi juga dengan Ekman spiral. Ekman spiral berperan terhadap putaran air yang terjadi di dalam perairan.
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan pembentukan sel Langmuir. Model yang  umum adalah Stoke drift. Proses ini terjadi sebagai berikut:
1.      Angin bertiup di permukaan air, menciptakan gaya geser permukaan.
2.      terjadi variasi kecil gaya geser variabel dari angin.
3.      Gaya geser variabel menciptakan sel air berputar secara vertikal air (tegak lurus terhadap permukaan air).
4.      Stoke drift mulai menggeser sel berputar.
5.      Bagian atas sel bergerak melawan arah angin sampai seluruh sel horisontal.
Stoke drift menganggap badan air memiliki lapisan-lapisan kecil. Jika angin melewati permukaan air maka akan terjadi pergeseran pada permukaan. Lapisan permukaan tersebut akan membuat pergeseran yang lebih  kecil di lapisan bawahnya begitu seterusnya hingga lapisan dasar.



Sumber :
Barstow,2013. Langmuir Circulation.
Calkins,David.2001. The Basics of Langmuir Circulation,
Sumber gambar  :
Gambar 1. Sites.google.com
Gambar 2. a. www.jochemnet.de
     b. sites.google.com
Gambar 3. jerry.ucsd.edu




Selasa, 21 Mei 2013

Microsystem in the isle



·  Pulau-pulau kecil memiliki sumberdaya alam daratan yang sangat terbatas, sedangkan sumberdaya alam laut dan jasa lingkungan yang disediakan olehnya perlu dikelola sebaik mungkin guna menunjang kesejahteraan masyarakat yang hidup di dalamnya secara berkelanjutan.  Pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan di pulau kecil harus dilakukan secara terencana, sistematis, dan terpadu, sehingga masih dapat memenuhi kebutuhan sumberdaya tersebut untuk generasi yang akan datang.


Berikut ini adalah beberapa definisi pulau kecil yang dikeluarkan oleh beberapa instansi dan lembaga terkait:
  • CSC (1984) : Pulau kecil adalah pulau dengan luas area < 5.000 km2
  • UNESCO : Pulau kecil adalah pulau dengan luas area < 2.000 km2
  • (1991) atau lebarnya kurang dari 10 km
  • SK Menteri : Pulau kecil adalah pulau dengan luas area < 10.000 km2,
  • KP No. penduduk < 200.000 orang
  • 41/2000
  • Usulan dari : Pulau kecil adalah pulau dengan luas area < 2.000 km2,
  • DKP dengan jumlah penduduk < 20.000 orang

CASES
Kajian mengalami pemunduran garis pantai , jika hal ini terus berlangsung, pulau pulau ini terncam tenggelam.
Apa yang terjadi dengan ekosistem tersebut ?
Akan terjadinya dekresi varian ekosistem pulau tersebut.
Akan terjadi distorsi fungsi ekosistem tersebut.
Tekanan terhadap pulau-pulau kecil ini semakin besar.
Contoh : pembangunan pulau-pulau kecil yang dijadikan wisata bahari.
Bagaimana ini bisa terjadi dan bagaimana bisa di atasi ?
Pulau-pulau kecil terancam tenggelam dikarenakan berbagai alasan. Pemanasan global yang menyebabkan melelehnya es di kutub utara dan selatan menyebabkan terjadinya kenaikan muka air laut. Di indonesia sendiri dalam kurung waktu 2005 sampai 2007 telah kehilangan 20 pulau kecil karena tenggelam yang diakhibatkan oleh erosi pantai, tsunami, pertambangan, pengerukan pasir, dan pembangunan yang menyebabkan amblasnya daratan.
Adapun hal lain yang meliputi dampak perubahan kerak bumi akibat aktivitas tektonik penurunan tanah akibat gempa atau aktivitas seismik dan pemampatan tanah akibat kondisi tanah yang labil.Selain itu, ada penurunan tanah akibat aktivitas manusia, misal pengambilan air tanah, ekstraksi gas dan minyak, atau pembebanan dengan bangunan.
Faktor keenam, yaitu adanya variasi akibat fluktuasi iklim seperti fenomena La Nina yang membawa aliran air hangat dari Samudra Pasifik ke Indonesia, kata Subandono. Menurut dia, enam faktor penyebab kenaikan paras muka laut itu penting diketahui untuk menetapkan agenda adaptasi dan mitigasi.
UPAYA YANG DAPAT DILAKUAKN TERHADAP KASUS INI.

  • Sortasi pembangunan pada pulau potensial
  • Alternatif wisata bahari transportasi udara
  • Mengurangi pembangunan ekowisata pada pulau kecil
  • Pulau kecil jangan terlalu di eksplore, namun di lestarikan sebagai kekayaan alam dan kestabialn ekologi laut.


KESIMPULAN
Jadi, Pemilihan pemanfaataan pulau kecil untuk economi ataupun ekologi perlu dilakuakan identifikasi terhadap pulau kecil tersebut, apabila Economic Value lebih besar daripada Ecologycal Value, makan pulau tersebut idealnya di lakukan pemanfaataan dari sektor ekonomi, juga sebaliknya.
Perlu juga kebijakan yang tegas terhadap pulau kecil dari pemerintah guna pengelolaan pulau kecil sehingga mampu mengurangi hilangnya pulau-pulau kecil di Indonesia.