Nama : Dyah Retno Widyaningtyas
NPM :
230210110055
Lokasi : 1111
Gambar 1. Peta lokasi 1111 yaitu Laut Cina Selatan
Kecepatan
suara bervariasi terhadap kedalaman, musim, posisi geografis dan waktu pada
suatu lokasi. Dekat jauhnya suatu lokasi pada daratan juga berpengaruh dimana
profil kecepatan suara cenderung tidak teratur dan sulit dipresiksi. Faktor
fisik air laut juga mempengaruhi kecepatan suara di dalam air laut seperti
suhu, salinitas dan tekanan.
Gambar
2. Grafik suhu dan kecepatan suara terhadap kedalaman
Dimana :
1. Zona
1 : lapisan homogen (mixed layer) walaupun suhunya konstan tetapi kecepatan
suara bertambah terhadap kedalaman karena pengaruh tekanan.
2. Zona
2 : lapisan thermoklin dimana penurunan suhu yang cepat lebih mendominasi
pertambahan tekanan sehingga kecepatan berkurang terhadap kedalaman.
3. Zona
3 : lapisan dalam (deep layer) efek penambahan tekanan kembali mendominasi penurunan
suhu sehingga kecepatan suara bertambah terhadap kedalaman.
Dibawah lapisan
termoklin, terdapat lapisan dimana C adalah minimum, lapisan tersebut terbentuk
karena di lapisan thermoklin terjadi pengurangan C sementara di bahawah lapisan
termoklin terjadi penambahan C. Topografi di Laut Cina Selatan sendiri
bervariasi dari 30 meter hingga sekitar 4000 meter. Suhu udara berkisar antara
21 ° sampai 33 ° C dengan suhu rata-rata sepanjang tahun stabil yaitu 26 °
C. Sirkulasi air di Laut Cina Selatan
terjadi terutama di daerah dangkal dimana angina memiliki konribusi yang besar
dan sangat dipengaruhi oleh muson. Pola arah angin akan berbalik karena
berubahnya monsoon.
a. Musim Barat
Berikut
grafik kedalaman terhadap suhu, salinitas dan kecepatan suara yang diambil pada
5 Januari 1991.Musim
barat memiliki suhu di permukaan sebesar 23°C yang semakin menurun seiring
menurunnya kedalaman hingga mencapai suhu 2°C, penurunan terjadi seiring bertambahnya
kedalaman yang diakibatkan semakin kedalam intensitas matahari yang diterima
semakin berkurang. dan adanya penurunan kedalaman sebanyak 10 m maka tekanan
akan bertambah sebanyak 1 atm. Lalu salinitas mengalami kenaikan hingga lapisan
termoklin yang lalu turun hingga kedalaman 500 m dan perlahan naik kembali
seiring bertambahnya kedalaman.
Perubahan suhu
mempengaruhi kecepatan suara karena perubahan suhu yang sangat cepat pada
lapisan termoklin menyebabkan pembelokan suara yang tajam dan lapisan tersebut
bertindak sebagai bidang pantul. Pada grafik suhu terdapat mix layer dari
permukaan hingga kedalaman 70 m dan pada grafik kecepatan suara terlihat adanya
kenaikan kecepatan suara dari permukaan hingga kedalaman sekitar 70 m. Hal ini
menunjukan adanya hubungan antara suhu dan kecepatan suara dimana suhu yang
tinggi mengakibatkan semakin cepat getaran parikel di dalam air sehingga proses
perpindahan getaran semakin cepat dan menyebabkan kecepatan suara di dalam air meningkat
pula.
Sementara itu pada grafik 2 dimana salinitas menurun pada
kedalaman sekitar 110 m dan pada grafik
3, penurunan keceparan suara juga terjadi sehingga kecepatan suara cenderung menurun
seiring menurunnya salinitas tetapi pada kedalaman 1100 m ketika salinitas
kembali stabil maka kecepatan suara kembali meningkat walau tidak setinggi
kecepatan suara pada daerah mix layer. Pada teorinya semakin meningkat
salinitas maka semakin besar ikatan antar molekul garam sehingga semakin rapat
dan hambatan yang dihasilkan menyebabkan kecepatan suara meningkat pada deep
layer.
b. Musim peralihan 1
b. Musim peralihan 1
c. Musim
Timur
Berikut grafik
kedalaman terhadap suhu, salinitas dan kecepatan suara yang diambil pada 30
Juli 2011.
Pada
musim timur ini suhu menurun drastic pada lapisan termoklin. Serta salinitas pada
lapisan termoklin mengalami penurunan dari permukaan hingga kedalaman 200 meter . Kemudian perlahan
meningkat semakin dalam. Kecepatan
suara pada musim timur ini tidak jauh berbeda pada musim peralihan 1 dimana
terdapat ketidaksesuaian antara teori 1 dan 3 pada kecepatan suara yang
ditunjukan oleh grafik 9. Pada dasarnya seiring
bertambah kedalaman makan tenakan akan semakin besar dan mendominasi terhadap
kecepatan suara dibanding suhu dan densitas. Semakin tinggi tekanan makasemakin
tinggi pula cepat rambatnya. Hal tersebut karena partikel – partikel zat yang bertekanan tinggi terkompresi sehingga cepat
rambat yang dihasilkan semakin besar. Tetapi
entah mengapa kecepatan suara justru menurun seiring semakin tinggi densitas.
Berikut grafik
kedalaman terhadap suhu, salinitas dan kecepatan sua yang diambil pada 17
September 1991.
Pada
musim peralihan 2, suhu menurun drastic pada lapisan termoklin dan salinitas
meningkat ketika menuju termoklin lalu menurun dan berlahan kembali meningkat
ketika semakin mendekati deep layer. Tetapi sama halnya pada musim peralihan 1
dan musim timur bahwa terjadi ketidaksesuaian teori dengan kecepatan yang
ditunjukan pada grafik 12. Selain
karena berbagai hal yang telah dijelaskan diatas yang mungkin menyebabkan
terjadinya perbedaan antara teori dan kecepatan suara yang ditunjukan oleh
grafik, hal ini dapat juga disebabkan oleh karakteristik suatu perairan baik
letak ataupun keadaan fisiknya.Laut Cina Selatan memiliki kedalaman yang
berbeda-beda sehingga mungkin menyebabkan penurunan kecepatan suara pada deep
layer.
Gambar 3. Topografi Laut Cina Selatan |
Dari
analisis diatas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu kecepatan suara di laut
sangat dipengaruhi oleh suhu, salinitas, kedalaman, densitas, musim, posisi
geografis dan waktu pada suatu lokasi. Selain itu tidak dapat dipastikan bahwa
kecepatan suara akan sesuai pada teori yang ada karena adanya beberapa faktor
seperti karakter suatu perairan ataupun kedalaman lapisan termoklin.
Daftar pustaka :
nodc.noaa.gov